Saturday, 12 July 2014

Artikel Tugas Kuliah : Ethics and Fraud

Memenuhi janjiku pada posting di Bulan April lalu, berikut adalah salah satu dari dua artikel yang disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Managerial Accounting pada program MM Reguler di salah satu kampus sekolah bisnis di Jakarta.



ETHICS AND FRAUD



Berdasarkan buku Etika Dunia Bisnis  karangan Robby I. Chandra, Etika adalah membahas penilaian yang berkaitan dengan moral (moral judgement). Menurut ilmu Etika Bisnis ada tiga aspek yang senantiasa tumpang tindih dalam pembahasan masalah etika, yaitu:
-          Etika Deskriptif
Adalah penggambaran masalah etika bisnis secara faktual, tanpa unsur penilaian secara eksplisit.
-          Metaetika
Adalah membahas masalah kaitan antara standar penilaian moral yang dipergunakan dengan konteks budaya atau pola pikirtertentu. Jadi metaetika banyak meneliti asumsi-asumsi moral tertentu.
-          Etika Normatif
Adalah pembahasan tentang masalah etika bisnis dan penilaian terhadapnya dari sudut moral tertentu. Meneliti dan mengembangkan pembahasan tentang konsistensi dan integrasi sudut pandang moral tersebut.
Sedangkan menurut buku Pengantar Etika Bisnis oleh K. Bertens, definisi etika adalah sebagai berikut:
-          Etika sebagai praksis: nilai-nilai dan norma-norma moral sejauh diparktekkan atau justru tidak dipraktekkan  walupun seharusnya dipraktekkan.
-          Etika sebagai refleksi:  kita berpikir tentang apa yang dilakukan dan khususnya tentang apa yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan.
Untuk pengertian Fraud, dikutip dari artikel Fraud di Tempat Kerja oleh Aurolla S. Harahap SE., MM., fraud merupakan suatu tindakan yang disengaja oleh pihak tertentu untuk kepentingan suatu pihak yang dapat menimbulkan kerugian, seperti tindakan kecurangan, penipuan, penggelapan, manipulasi, penyalahgunaan kekuasaan dan korupsi.
Dikutip dari www.iba.web.id, terdapat empat faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan fraud, yang disebut juga teori GONE, yaitu:
  •  G: Greed (Keserakahan) 
  •  O: Oppoetunity (Kesempatan)
  •  N: Need (Kebutuhan)
  •  E: Exposure (Pengungkapan) 
Maka dapat disimpulkan bahwa tindakan fraud merupakan pelanggaran terhadap nilai etika dan moral. Walaupun tindakan pelanggaran etika belum tentu melanggar hukum dan pelanggaran hukum belum tentu melanggar etika, namun jika keduanya tidak saling mendukung dan sejalan, maka tidak akan efektif berlaku di masyarakat.
Beberapa tindakan fraud dalam konteks bisnis yang mungkin sudah cukup sering didengar adalah tindakan korupsi, kolusi, nepotisme, suap, penggelapan, pemalsuan catatan keuangan, praktek cuci uang (money laundering), dan lain sebagainya. Tindakan tersebut disebut Fraud karena melanggar aturan utama etika yaitu do not other people (tidak merugikan hak dan kepentingan orang lain).
Contoh kasus terkait Fraud di dunia Bisnis yaitu kasus Enron dan akuntan Arthur Andersen, yaitu pemalsuan laporan akutansi keuangan perusahaan yang disengaja dan tidak etis karena  mengelabui pemegang saham. Kasus tersebut merupakan kasus korupsi, penipuan dan kebangkrutan terbesar di Amerika.

 Resources:
Bertens, K. 2013. Pengantar Etika Bisnis. Edisi Revisi. Yogyakarta : Penerbit Kanisius.
Chandra, Robby I. 1995. Etika Dunia Bisnis. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Harahap SE., MM., Aurolla Saparini. Fraud Di Tempat Kerja. http://ppm-manajemen.ac.id/fraud-di-tempat-kerja-bagian-1-dari-4-tulisan/ Retrieved on April 23, 2014
Awal, Sabda. Pengertian Fraud Dan Faktor Terjadinya. http://www.iba.web.id/2013/06/pengertian-fraud-dan-faktor-terjadinya.html Retrieved on April 23, 2014

No comments:

Post a Comment